1 Mesir Rusuh....Obama Desak Mubarak untuk Mundur, AS Kirim Diplomat Bujuk Mubarak Fri Feb 04, 2011 7:17 am
Admin
Admin
Kerusuhan di Mesir, Obama Kirim Diplomat Bujuk Mubarak Mundur?.. Pemerintah Amerika Serikat mengirim diplomat berpengalaman, Frank Wisner, ke Kairo, Mesir untuk berunding dengan yang didesak mundur oleh rakyatnya, Presiden Mesir Husni Mubarak.
Mesir Rusuh | Obama Desak Mubarak untuk Mundur | AS Kirim Diplomat Bujuk Mubarak
The New York Times, Selasa (01/02), dalam pemberitaannya menanyakan kebenaran bahwa utusan khusus tersebut memang sengaja untuk meminta Mubarak untuk mundur. Radio Netherland mengabarkan bahwa Wisner (72) terkenal dengan julukan “troubleshooter diplomatic“, orang yang dikirim untuk menyelesaikan masalah. Wisner juga diketahui dekat secara pribadi dengan Mubarak.
Apalagi, Wisner juga pernah menjabat duta besar Amerika Serikat di Mesir selama lima tahun mulai 1986 hingga 1991. “Wisner adalah orang yang tepat untuk bicara dari hati ke hati dengan Mubarak”. Demikian terungkap dari sumber-sumber rahasia. Secara resmi, Washington tidak mau berkomentar apa pun soal pengiriman ini. Washington juga belum mau menjelaskan pesan pribadi apa yang disampaikan Obama kepada Mubarak.
Sementara itu, Selasa (1/2/2011), di De Dam Amsterdam berkumpul sekitar 200 orang untuk menyatakan dukungan terhadap rakyat Mesir. Unjuk rasa di ibukota Belanda ini diorganisir oleh sejumlah organisasi Mesir yang mendukung penurunan paksa Mubarak. Dalam aksi dukungan kepada warga Mesir ini, pengunjuk rasa juga menyanyikan lagu kebangsaaan Mesir dan meneriakkan, “Rakyat menginginkanmu pergi, Mubarak.”
Sedangkan di hari yang sama, ribuan orang berkumpul di lapangan Tahrir di pusat kota Kairo. Oposisi akan berusaha menjatuhkan Presiden Mubarak dengan unjuk rasa jutaan pendemo. Mereka tidak mengindahkan jam malam dan menginap di alam terbuka di lapangan ini.
Lapangan Tahrir menjadi pusat aksi pengunjuk rasa yang sudah berlangsung 8 hari. Setelah pemberlakuan jam malam berakhir pada pukul 08.00 waktu setempat, jumlah pengunjuk rasa bertambah.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk dengan kalimat, “Mubarak harus hengkang” dan “Kapalamu akan dipenggal”. Bahkan, foto penguasa Mesir selama 30 tahun itu dihiasi tali yang menjerat lehernya.
Selasa ini, para aktivis menyatakan sebagai hari mogok nasional dan unjuk rasa massal di Kairo dan Alexandria. Tak tinggal diam, suasana makin memanas setelah pemerintah berusaha mencegahnya dengan menghentikan hubungan kereta api yang memobilisasi massa tersebut
Obama: Mubarak Harus Transisi Sekarang Juga, “Transisi itu harus sungguh-sungguh, harus berjalan damai, dan harus dimulai sekarang“. Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menghendaki agar Presiden Hosni Mubarak harus secepatnya melakukan transisi pemerintahan di Mesir. Obama juga menyatakan bahwa Amerika mendengar kehendak para pemrotes di Mesir yang menuntut Mubarak mundur dari jabatannya setelah 30 tahun memerintah.
Menurut kantor berita Associated Press, pernyataan Obama itu disampaikan setelah dia bertelepon dengan Mubarak dari Gedung Putih, Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB). “Transisi itu harus sungguh-sungguh, harus berjalan damai, dan harus dimulai sekarang,” kata Obama.
Sebelumnya, Mubarak menyatakan bahwa dia tidak akan mundur hingga masa jabatannya berakhir pada September tahun ini. Namun, mantan perwira angkatan udara yang telah berusia 82 tahun itu berjanji tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum mendatang.
Pernyataan Mubarak itu lagi-lagi tidak memuaskan para demonstran, yang tetap menuntut dia mundur secepatnya. Dalam demonstrasi kemarin, jutaan warga Mesir berkumpul di Kairo dan kota-kota dengan tuntutan yang sama, meminta Mubarak mundur dan segera dibentuk pemerintah baru untuk memperbaiki situasi ekonomi yang memburuk.
Obama pun tampak sependapat dengan tuntutan para pemrotes di Mesir. Menurut Obama, Mubarak “menyadari bahwa status quo tidak akan bisa terus berlangsung dan perubahan harus terjadi.”
Menurut Obama, transisi harus merangkul semua faksi politik di Mesir. “Kepada rakyat Mesir, terutama kaum muda, saya ingin tegaskan bahwa kami mendengar suara kalian. Saya sangat yakin kalian akan menentukan masa depan bangsa kalian sendiri,” lanjut Obama.
Namun, Obama menyatakan bahwa AS tidak akan campur tangan atas perubahan kepemimpinan di Mesir. “Bukan urusan negara lain untuk menentukan pemimpin Mesir,” kata Obama. Dia selanjutnya berharap bahwa akan ada proses menuju pemilu yang bebas dan adil bagi rakyat Mesir.
Mesir Rusuh | Obama Desak Mubarak untuk Mundur | AS Kirim Diplomat Bujuk Mubarak
The New York Times, Selasa (01/02), dalam pemberitaannya menanyakan kebenaran bahwa utusan khusus tersebut memang sengaja untuk meminta Mubarak untuk mundur. Radio Netherland mengabarkan bahwa Wisner (72) terkenal dengan julukan “troubleshooter diplomatic“, orang yang dikirim untuk menyelesaikan masalah. Wisner juga diketahui dekat secara pribadi dengan Mubarak.
Apalagi, Wisner juga pernah menjabat duta besar Amerika Serikat di Mesir selama lima tahun mulai 1986 hingga 1991. “Wisner adalah orang yang tepat untuk bicara dari hati ke hati dengan Mubarak”. Demikian terungkap dari sumber-sumber rahasia. Secara resmi, Washington tidak mau berkomentar apa pun soal pengiriman ini. Washington juga belum mau menjelaskan pesan pribadi apa yang disampaikan Obama kepada Mubarak.
Sementara itu, Selasa (1/2/2011), di De Dam Amsterdam berkumpul sekitar 200 orang untuk menyatakan dukungan terhadap rakyat Mesir. Unjuk rasa di ibukota Belanda ini diorganisir oleh sejumlah organisasi Mesir yang mendukung penurunan paksa Mubarak. Dalam aksi dukungan kepada warga Mesir ini, pengunjuk rasa juga menyanyikan lagu kebangsaaan Mesir dan meneriakkan, “Rakyat menginginkanmu pergi, Mubarak.”
Sedangkan di hari yang sama, ribuan orang berkumpul di lapangan Tahrir di pusat kota Kairo. Oposisi akan berusaha menjatuhkan Presiden Mubarak dengan unjuk rasa jutaan pendemo. Mereka tidak mengindahkan jam malam dan menginap di alam terbuka di lapangan ini.
Lapangan Tahrir menjadi pusat aksi pengunjuk rasa yang sudah berlangsung 8 hari. Setelah pemberlakuan jam malam berakhir pada pukul 08.00 waktu setempat, jumlah pengunjuk rasa bertambah.
Para pengunjuk rasa membawa spanduk dengan kalimat, “Mubarak harus hengkang” dan “Kapalamu akan dipenggal”. Bahkan, foto penguasa Mesir selama 30 tahun itu dihiasi tali yang menjerat lehernya.
Selasa ini, para aktivis menyatakan sebagai hari mogok nasional dan unjuk rasa massal di Kairo dan Alexandria. Tak tinggal diam, suasana makin memanas setelah pemerintah berusaha mencegahnya dengan menghentikan hubungan kereta api yang memobilisasi massa tersebut
Obama: Mubarak Harus Transisi Sekarang Juga, “Transisi itu harus sungguh-sungguh, harus berjalan damai, dan harus dimulai sekarang“. Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menghendaki agar Presiden Hosni Mubarak harus secepatnya melakukan transisi pemerintahan di Mesir. Obama juga menyatakan bahwa Amerika mendengar kehendak para pemrotes di Mesir yang menuntut Mubarak mundur dari jabatannya setelah 30 tahun memerintah.
Menurut kantor berita Associated Press, pernyataan Obama itu disampaikan setelah dia bertelepon dengan Mubarak dari Gedung Putih, Selasa malam waktu setempat (Rabu pagi WIB). “Transisi itu harus sungguh-sungguh, harus berjalan damai, dan harus dimulai sekarang,” kata Obama.
Sebelumnya, Mubarak menyatakan bahwa dia tidak akan mundur hingga masa jabatannya berakhir pada September tahun ini. Namun, mantan perwira angkatan udara yang telah berusia 82 tahun itu berjanji tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum mendatang.
Pernyataan Mubarak itu lagi-lagi tidak memuaskan para demonstran, yang tetap menuntut dia mundur secepatnya. Dalam demonstrasi kemarin, jutaan warga Mesir berkumpul di Kairo dan kota-kota dengan tuntutan yang sama, meminta Mubarak mundur dan segera dibentuk pemerintah baru untuk memperbaiki situasi ekonomi yang memburuk.
Obama pun tampak sependapat dengan tuntutan para pemrotes di Mesir. Menurut Obama, Mubarak “menyadari bahwa status quo tidak akan bisa terus berlangsung dan perubahan harus terjadi.”
Menurut Obama, transisi harus merangkul semua faksi politik di Mesir. “Kepada rakyat Mesir, terutama kaum muda, saya ingin tegaskan bahwa kami mendengar suara kalian. Saya sangat yakin kalian akan menentukan masa depan bangsa kalian sendiri,” lanjut Obama.
Namun, Obama menyatakan bahwa AS tidak akan campur tangan atas perubahan kepemimpinan di Mesir. “Bukan urusan negara lain untuk menentukan pemimpin Mesir,” kata Obama. Dia selanjutnya berharap bahwa akan ada proses menuju pemilu yang bebas dan adil bagi rakyat Mesir.