1 Hanya Perlu 0,2 Detik Untuk Jatuh Cinta Mon Jan 24, 2011 11:32 am
annisay_ur
Ratu Lebah
Jakarta - Meskipun banyak yang mengatakan cinta tumbuh di hati, proses yang sebenarnya terjadi lebih sering pada otak. Dan cinta pada pandangan pertama benar-benar terjadi, karena otak merespon dengan sangat cepat.
Jatuh cinta hanya membutuhkan 0,2 atau 1/5 detik saja. Kehadiran perasaan cinta juga melibatkan proses yang sangat kompleks. Setidaknya ada 12 wilayah otak yang terlibat dalam pelepasan berbagai emosi hormon cinta seperti dopamin, adrenalin oksitosin, vasopresi.
Peran masing-masing bagian otak berbeda, tergantung pada bentuk cinta. Beberapa bagian otak cenderung lebih aktif di dalamnya yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan juga sebagai pusat kognitif untuk image tubuh.
Perasaan cinta juga ditandai oleh meningkatknya level Nerve Growth Factor (NGF) dalam darah. NGF merupakan senyawa kimia yang mencatat peningkatan tajam bila orang terpesona oleh pasangan, ini membuktikan bahwa fenomena cinta pada pandangan pertama benar-benar bisa terjadi.
Penelitian tersebut dilakukan di Universitas Syracause, New York dan dipimpin oleh Stephani Ortigue. Profesor Ortigue memaparkan, otak memiliki peranan yang penting pada perasaan.
"Setiap reaksi yang terjadi dalam hati, sebenarnya berasal dari otak. Oleh karena itu, cinta terbentuk di dalam otak, bukan di hati," ujar Ortgue, seperti dikutip ScienceDaily.
Profesor Ortigue meneliti reaksi otak ketika orang jatuh cinta dan mempublikasikan hasilnya dalam Journal of Sexual Medicine. Ia berharap temuannya dapat bermanfaat untuk orang dengan gangguan emosi dan depresi yang jarang tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. (kik/kik)
Jatuh cinta hanya membutuhkan 0,2 atau 1/5 detik saja. Kehadiran perasaan cinta juga melibatkan proses yang sangat kompleks. Setidaknya ada 12 wilayah otak yang terlibat dalam pelepasan berbagai emosi hormon cinta seperti dopamin, adrenalin oksitosin, vasopresi.
Peran masing-masing bagian otak berbeda, tergantung pada bentuk cinta. Beberapa bagian otak cenderung lebih aktif di dalamnya yang menimbulkan perasaan menyenangkan dan juga sebagai pusat kognitif untuk image tubuh.
Perasaan cinta juga ditandai oleh meningkatknya level Nerve Growth Factor (NGF) dalam darah. NGF merupakan senyawa kimia yang mencatat peningkatan tajam bila orang terpesona oleh pasangan, ini membuktikan bahwa fenomena cinta pada pandangan pertama benar-benar bisa terjadi.
Penelitian tersebut dilakukan di Universitas Syracause, New York dan dipimpin oleh Stephani Ortigue. Profesor Ortigue memaparkan, otak memiliki peranan yang penting pada perasaan.
"Setiap reaksi yang terjadi dalam hati, sebenarnya berasal dari otak. Oleh karena itu, cinta terbentuk di dalam otak, bukan di hati," ujar Ortgue, seperti dikutip ScienceDaily.
Profesor Ortigue meneliti reaksi otak ketika orang jatuh cinta dan mempublikasikan hasilnya dalam Journal of Sexual Medicine. Ia berharap temuannya dapat bermanfaat untuk orang dengan gangguan emosi dan depresi yang jarang tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. (kik/kik)